Kejahatn Komputer adalah perbuatan melawan hukum yang
dilakukan memakai komputer sebagai sarana atau alat komputer sebagai objek,
baik utntuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
Kejahatn yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis utama
komputer dan jaringan telekomunikasi ini dalam beberapa literatur dan
prakteknya dikelompokan dalam beberapa bentuk, antara lain :
Unauthorized Acces to Computer System and Service adalah
kejahatan yang dilakukan dengan memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem
jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan pemilik
sistem jaringan (Hacker) melakukan dengan maksud sabotase ataupun pencurian
informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya
karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu system yang
memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan
berkembangnya teknologi internet atau intranet
CONTOH KASUS UNAUTHORIZED ACCESS TO COMPUTER SYSTEM AND
SERVICE
Contoh Kasus
Berikut Contoh Kasus Yang Pernah Terjadi Baik Di Dalam
Negeri Atau Pun Luar Negeri :
Kasus Pembobolan Situs http://www.kpu.go.id
Pada pemilu 2004 lalu, ada sebuah kasus yang cukup
mengegerkan dan memukul telak KPU sebagai institusi penyelenggara Pemilu.
Tepatnya pada 17 April 2004 situs KPU diacak-acak oleh seseorang dimana
nama-nama partai peserta pemilu diganti menjadi lucu-lucu namun data perolehan
suara tidak dirubah. Pelaku pembobolan situs KPU ini dilakukan oleh seorang
pemuda berumur 25 tahun bernama Dani Firmansyah, seorang mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional.
Pihak Kepolisian pada awalnya kesulitan untuk melacak
keberadaan pelaku terlebih kasus seperti ini adalah barang baru bagi
Kepolisian. Pada awal penyelidikan Polisi sempat terkecoh karena pelaku
membelokan alamat internet atau internet protocol (IP address) ke Thailand
namun dengan usaha yang gigih, polisi berhasil meringkus tersangka ini setelah
bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Asosiasi Penyelenggara jasa Internet
Indonesia (APJII) dan pihak penyedia jasa koneksi internet (ISP/Internet
Service Provider).
Kronologi Pembobolan Situs www.kpu.go.id
Xnuxer, nama panggilan Dani Firmansyah di dunia bawah tanah
(Underground), di tangkap Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Khusus
Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 24 April 2004 sekitar pukul 17:20 di
tempat kerjanya di kantor PT. Danareksa Jl. Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Jumat 16 April, Xnuxer mencoba melakukan tes sistem sekuriti
kpu.go.id melalui XSS (cross site scripting) dari IP 202.158.10.117, namun
dilayar keluar message risk dengan level low (website KPU belum tembus atau
rusak). Hal itu ia kerjakan di kantornya di Gedung PT Danareksa, Ia menjadi
semakin penasaran sebab selama sehari penuh sistem website KPU itu benar-benar
tidak berhasil ditembus.
Sabtu 17 April 2004 pukul 03.12,42, Xnuxer mencoba lagi
melakukan penetrasi ke server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL Injection dan
berhasil menembus IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, serta berhasil meng-up date
tabel daftar nama partai pada pukul 11.23,16 sampai pukul 11.34,27. Teknik yang
dipakai Xnuxer dalam meng-hack yakni melalui teknik spoofing (penyesatan).
Xnuxer melakukan serangan dari IP 202.158.10.117, kemudian membuka IP Proxy
Anonymous Thailand 208.147.1.1 sebelum msuk ke IP tnp.kpu.go.id
203.130.201.134, dan berhasil membuka tampilan nama 24 partai politik peserta
pemilu. Nama ke-24 parpol peserta pemilu kemudian diubah menjadi buah dan
hewan. Seperti Partai Jambu, Partai Kolor Ijo, Partai Wirosableng, Partai
Kelereng, Partai si Yoyo, Partai Air Minum Kemasan Botol, Partai Dukun Beranak,
maupun Partai Mbah Jambon.
Dani juga sempat menyesatkan pelacakan petugas dengan
seolah-olah ia membobol situs KPU dari Warna Warnet di Jl Kaliurang Km 8,
Yogyakarta. Dari penelusuran di Yogyakarta, polisi mendapatkan keterangan
pelaku merupakan hacker yang sudah pindah ke Jakarta sejak 1 April 2003.
Pelacakan untuk menangkap Dani dimulai polisi dengan
mempelajari log server KPU. Untuk mempermudah kerja, hanya log server tanggal
16 dan 17 April yang diteliti. Itu pun tidaklah mudah sebab pada tanggal 16
April terdapat 361.000 baris data orang-orang yang masuk ke situs KPU ini.
Lalu, pada tanggal 17 April saat sang cracker beraksi itu, ada 164.000 baris
data tamu.
Dari penelusuran ini, terlihat bahwa penggantian nama-nama
partai di situs KPU berlangsung pada tanggal 17 April antara pukul 11.24 WIB sampai
11.34 WIB. Penelusuran juga mendapatkan dua buah nickname pelaku yaitu “xnuxer”
dan “schizoprenic”.
Kesulitan pertama langsung terlihat karena terlihat bahwa
pelaku telah melakukan “penyesatan”. Terlihat seakan pelaku melakukannya dari
Thailand dari alamat IP (Internet Protocol) 208.147.1.1. Polisi dan timnya
tidak menyerah. Mereka melacak kegiatan nickname-nickname tadi dari berbagai
cara.
Secara tidak sengaja tim perburuan bertemu dengan seseorang
yang kenal dengan Dani di internet ketika sedang chatting. Kemudian tim
penyidik menemukan salah satu IP address di log KPU, ada yang berasal dari PT.
Danareksa. Lalu belakangan diketahui bahwa seseorang yang diajak chatting
dengan polisi untuk mencari informasi tentang Dani tersebut adalah Fuad Nahdi
yang memiliki asal daerah yang sama dengan Dani, dan merupakan admin di Warna
Warnet. “Jadi nickname-nya mengarah ke Dani dan IP addres-nya mengarah ke
tempat kerjanya Dani. Dari hasil investigasi, keluar surat perintah penangkapan
atas Dani Firmansyah yang berhasil dibekuk di kantornya di Jakarta.
Modus dan Motif Pembobolan Situs KPU
Adapun modus dari tindakan Dani Firmansyah ini adalah
“Unauthorized Access to Computer System and Service”.
Ketika Dani berhasil ditangkap kepada penyidik, pria yang
bekerja sebagai konsultan teknologi informasi (TI) PT. Danareksa itu mengaku
bahwa motif ia melakukan pembobolan situs KPU ini karena ia tertantang dengan
pernyataan Ketua Kelompok Kerja TI KPU Chusnul Mar’iyah di sebuah tayangan
televisi. Saat itu, Chusnul mengatakan sistem TI seharga Rp152 miliar itu
sangat aman dan tidak akan bisa ditembus hacker. Oleh karena itu, Dani mengetes
sistem keamanan server tnp.kpu.go.id.
Terkuaknya ribuan dokumen rahasia negara-negara di dunia,
terutama Amerika Serikat, oleh situs nirprofit independen WikiLeaks menimbulkan
kontroversi luar biasa.
Banyak pihak khawatir, kebocoran dan penyebaran kawat
diplomatik yang memuat dokumen-dokumen sangat rahasia antarpejabat tingkat
tinggi, termasuk para diplomat, kelak memicu kekacauan dan ”kesalahpahaman”,
bahkan ketegangan politik, dalam interkoneksi diplomatik global.
Terkait dengan Indonesia, WikiLeaks menengarai telah
mengantongi lebih dari 3.000 dokumen rahasia atau laporan diplomatik Amerika
Serikat yang dikirim ke dan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan
konsulat jenderal di Surabaya. Tiga dokumen telah dirilis, antara lain
mengungkapkan Program Pelatihan dan Pendidikan Militer Internasional bagi
Indonesia pascatragedi Santa Cruz yang disebut-sebut melibatkan TNI/Kopassus,
serta intervensi Amerika Serikat dalam proses referendum Timor Timur pada 1999
yang bermuara pada lepasnya wilayah itu dari Indonesia.
Memang secara substantif fundamental dan strategis tak ada
implikasi serius atau konsekuensi destruktif terhadap keamanan nasional dan
kepentingan nasional kita. Isu-isu nasional yang telah dan mungkin akan
disingkapkan lagi sebenarnya bukan rahasia lagi alias sudah jadi ”rahasia
umum”. Tentang G30S 1965, misalnya, sudah banyak buku yang mengupas tuntas dari
berbagai perspektif dan kepentingan. Atau, momentum kejatuhan Pak Harto dengan berbagai
versi terkait dengan kerusuhan sosial seputar peristiwa tersebut juga telah
dipublikasi dalam berbagai modus.
Hikmah penting dari kasus ini adalah perlunya meninjau dan
merevisi serta memperketat sistem informasi intelijen, termasuk menata ulang dan
meningkatkan standardisasi pengiriman, penyimpanan, dan dokumentasi data
intelijen.
Kita tentu tidak lupa ketika masalah Timor Timur sedang
hangat-hangatnya dibicarakan di tingkat internasional, beberapa website milik
pemerintah RI dirusak oleh hacker (Kompas, 11/08/1999).
Beberapa waktu lalu, hacker juga telah berhasil menembus
masuk ke dalam database berisi data para pengguna jasa America Online (AOL),
sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dibidang e-commerce, yang
memiliki tingkat kerahasiaan tinggi (Indonesian Observer, 26/06/2000). Situs
Federal Bureau of Investigation (FBI) juga tidak luput dari serangan para
hacker, yang mengakibatkan tidak berfungsinya situs ini dalam beberapa waktu
lamanya.
Contoh Kasus yang terjadi lainnya adalah pencurian dokumen
terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin
Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan.
Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan
kerja sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang pertahanan. Delegasi
Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama
ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden
Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat latih jet
supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel permukaan ke
udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet
latih Rusia. Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I)
menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan
rencana kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia
(DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam
pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter Experiment). Pesawat KFX lebih
canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah mencuri data atau
data theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik
digunakan sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Indentity Theft
merupakan salah satu jenis kejahatan ini yang sering diikuti dengan kejahatan
penipuan. Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data leakage.
Pembajakan situs web KPU tahun 2009
Web resmi KPU kpu.go.id Sabtu 15 Maret 2009 pukul 20.15
diganggu orang tak bertanggungjawab. Bagian situs kpu.go.id yang diganggu
hacker adalah halamanberita, dengan menambah berita dengan kalimat ”I Love You
Renny Yahna Octaviana. Renny How Are You There?”.
Bukan hanya itu, sipengganggu juga mengacak-acak isi berita
kpu.go.id
Pengurus situs web kpu.go.id untuk sementara menutup
kpu.go.id sehingga tidak bisa diakses oleh publik yang ingin mengetahui
berita-berita tentang KPU khususnya mengenai persiapan Pemilu 2009. Padahal
awal April 2008 tahapan awal pelaksanaan Pemilu 2009 yaitu pemutakhiran data
pemilih dan pendaftaran Parpol peserta Pemilu mulai dilaksanakan
Click here for comments 0 komentar: